Loading

12 December 2013

Mitos Gadis sunda

pwtunderground.blogspot.com 
Setelah cukup lama hanya "berani" membaca, kali ini saya akan mencoba "memberanikan" diri untuk memposting cerita nyata yang dialami salah seorang saudara terdekat saya. Mungkin kisah ini tak akan terlalu seram, bahkan cenderung membawa-bawa mitos, atau bolehkah disebut Urband Legend? Well, entahlah, karena menurut saya kisah ini cukup misterius diantara kisah-kisah yang pernah saya dengar :) . Dan.. this is it..


Pada akhir tahun 80'an memasuki tahun 90'an lahirlah seorang saudara sepupu saya dari budhe di Tasikmalaya, Jawa Barat. Usia kami tak terpaut jauh, dan kami sama-sama perempuan. Sejak dilahirkan, saudara saya, sebut saja dede (nama panggilannya), cukup membuat cemas kedua orang tua dan saudara-saudaranya serta keluarga besar kami.

Bagaimana tidak? Dia merupakan anak ke 6 dari pakdhe budheku, namun juga merupakan putri ketiga. Sebab, kedua kakak perempuannya telah berpulang ke rahmatullah jauh sebelum dirinya dilahirkan. Dan ketika itu, seluruh warga desa tempat tinggalnya tahu, bahwa bundanya(budheku) menderita suatu penyakit menyedihkan, dan konyol bagiku, sebuah penyakit kutukan, penyakit mitos,

dan apalah itu namanya, bahwa bundanya itu tak bisa memiliki anak perempuan atau jikapun bisa si anak tak akan bertahan lama untuk hidup. Penyakit ini konon katanya diturunkan dari keluarga ayahnya, atau suami dari budheku tersebut, dan ditandai dengan adanya tanda putih dilengan kanannya (entahlah, aku sendiri juga belum pernah melihat tanda itu). Konyol bukan?

Namun, mitos membuktikan eksistensinya. Sebelumnya, putri pertama dan kedua lahir dengan sehat, namun seiring berjalannya waktu kesehatan mereka turun drastis.

Putri pertama mungkin diasuh sendiri karena memang merupakan anak pertama mereka, jadi mereka tak ingin melewatkan bagaimana perasaan menjadi orang tua untuk yang pertama kali nya, entah waktu itu mereka sudah tau atau belum mengenai adanya penyakit kutukan tersebut. Masih seusia balita ketika si putri pertama ini berpulang ke rahmatullah. Barulah mitos ini diyakini.

Ketika si putri kedua lahir, nenekku dan nenek buyutku sempat merawatnya. Namun karena terjadi perselisihan antara budheku dan nenek, maka si putri kedua dirawat kembali oleh ibunya. Kabarnya, budheku ini merupakan seorang wanita yang terlalu perasa. Mungkin dikarenakan keadaan rumahtangganya yang saat itu sedang goyah, dia menjadi sangat pemikir.

Hal inilah yang kemudian dikait-kaitkan dengan alasan kematian si putri pertama dan putri kedua, tak lama setelah kembali dirawat budhe. Sama halnya dengan keadaan si putri pertama yang kekurangan asupan makanan, sering menangis, dan badan kurus kering hingga akhirnya meninggal, putri kedua meninggal dengan tambahan kejadian yang memilukan hati :

kecelakaan, karena ulah pengendara yang serampangan. Sungguh, Allah SWT benar-benar mencintai kedua putri yang sangat cantik-cantik dan lucu itu, hingga mereka dipanggil dalam usia 5 dan 3,5tahun. Semoga mereka mendapatkan kebahagiaan di sisi Allah, amin.

Tahun berganti tahun, budhe telah memiliki 3 putra yang tumbuh sehat. Senang rasa hati budhe karena telah mengandung lagi anak ke 6 (maklum jaman dahulu slogannya : banyak anak banyak rejeki :D ).

Namun, sungguh diluar dugaan, anak ke 6 ternyata merupakan seorang bayi perempuan yang lucu dan cantik, banyak yang bilang mirip dengan kedua kakak perempuannya terdahulu. Kelahirannya membuat heboh warga desa, akankah mitos terulang kembali? Akankah si jabang bayi yang lucu ini berpulang ke rahmatullah seperti kedua kakaknya di usia balita??

Di tengah kekalutan itu, sang ibu hanya mampu menangis dan bersedih, hingga tak sanggup memberi nama pada bayinya yang baru lahir. Ya, sampai usia berbulan-bulan, si putri ketiga ini tak memiliki nama resmi, bahkan surat kelahiran dan akte sekalipun.. Hmmm..

Sementara itu, jauh di sebuah kota S di Jawa Tengah, seorang pria sedang kegirangan karena baru saja diramal tentang kesuksesannya di masa depan. Kesuksesannya itu hanya akan datang bila : dia memiliki seorang putri.

Tak masalah, pikirnya, toh putranya baru 2, menambah satu lagi anak dan jika beruntung mendapat seorang putri kan lumayan bisa sekalian menguji kebenaran ramalan itu.Sungguh ramalan yang indah..

Maka, pulanglah ia ke rumah, menemui istrinya yang cantik dan menceritakan tentang ramalan itu. Namun dengan berbesar hati ia harus menerima, bahwa istrinya yang mengidap asma terlalu lemah untuk melewati satu persalinan lagi.

Bahkan dokter sudah mengingatkan di persalinan putra kedua untuk mencukupkan saja menambah momongan karena kondisi sang istri memang sudah tidak memungkinkan dan beresiko kematian bila dipaksakan. Di tengah kekecewaan itu, mereka mendapat kabar kelahiran salah satu keponakan di desa. Dengan berbinar-binar mereka menemukan satu titik terang. Bisa saja kan ramalan itu ada kaitannya dengan ini? Maka, berangkatlah mereka ke Tasikmalaya.

Singkat cerita, di sana mereka menyampaikan maksud tujuan untuk merawat si jabang bayi yang belom diberi nama itu. Karena diyakinkan mengenai nasib 2 putri terdahulunya dengan kaitan mitos kutukan itu, sang ibu hanya bisa pasrah merelakan anaknya diasuh saudaranya. Sang ibu hanya ingin anaknya memiliki kesempatan hidup, agar ia bisa menyaksikan si putri ketiga tumbuh besar dan sehat, meski di tangan orang lain.

Hingga kini putri ketiga sudah diberi nama (yaiyalaaaah,hehe) dan tumbuh sehat. Dan kabar baiknya adalah keluarga yang mengasuhnya memang memiliki kesuksesan duniawi, dari yang tadinya tak berada menjadi berada dan disegani, meski mereka masih tetap rendah diri.

Putri ketiga juga dicukupi kebutuhannya, namun identitasnya selalu berusaha ditutupi oleh keluarga besar kami. Hanya saja sekarang usaha itu gagal, karena si putri ketiga sudah mengetahui asal usulnya, meskipun melalui banyak versi dan banyak ujian. Pada akhirnya, dia harus tahu mengenai jati dirinya, dan dia sekarang sedang berusaha adil pada dua keluarganya itu :) .


Saran saya untuk hikmah kisah ini adalah : kebenaran mitos itu kembali pada Rahasia Illahi, hanya Allah Ta'Ala yang Maha Tahu, namun alangkah baiknya kita sebagai warga muslim khususnya tak perlu berlarut-larut dalam kepercayaan mitos apalagi ramalan, bagaimanapun memutus hubungan anak dan ibu kandungnya karena sebuah ramalan itu tak dibenarkan bukan? Bahkan ramalan itu termasuk tindakan musrik setahu saya, lain kali saya sertakan sumbernya ya, atau ada yang sudah tahu?

Bagaimana? Tidak seram ya? Maklumlah, cerita ini hanya berlatarbelakang sebuah mitos, bukan cerita mengenai penampakan MG, dan si dede merupakan tokoh asli, nyata, dan hidup dari kisah ini :D .




sumber

No comments:

Post a Comment