Loading

13 March 2014

Mengenali Emosi Pembunuh Ade Sara dari Foto

Menurut analisa Psikolog Nunki Suwardi dalam kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) kedua pelaku tidak nyaman berada di kondisi seperti sekarang.

"Foto Hafitd dan Sifa yang tersebar saat di kantor polisi itu menunjukan ada rasa tidak nyaman. Kalau diperhatikan kaki mereka menuju ke arah yang berlainan seakan ingin lari dari kondisi itu. Mereka tidak nyaman," kata Nunki saat diwawancarai Tim Health Liputan6.com, Rabu (12/3/2014).

Seperti diketahui pasangan sejoli Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadani ini ditahan di rumah tahanan (rutan) Polda Metro Jaya.

Kepala Sub Bagian Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo mengatakan kedua pelaku terancam dengan pasal berlapis yakni pasal 340 tentang pembunuhan berencana, 338 tentang pembunuhan biasa, 353 ayat 1 dan 3 tentang penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.

Direktorat Reserse Umum, Heru mengatakan motif pelaku melakukan pembunuhan tersebut karena sakit hati. Psikolog Nunki menjelaskan Hafitd dan Sifa kemungkinan tidak ada niat untuk melakukan pembunuhan.

"Dari kronologisnya tidak terlihat mereka itu niat membunuh hanya ingin menyakiti. Mereka mungkin tidak menyangka kalau perbuatannya itu menghilangkan nyawa korban," kata Nunki.

Melihat foto yang ada, Nunki mengatakan Hafitd yang paling siap menerima risikonya. "Kalau dilihat dari bahasa tubuh, pundak, pangkal paha Hafitd yang melebar itu menunjukan kesiapan. Lengan tangannya yang seakan tolak pinggang juga menandakan seakan sudah siap dengan semua risiko. Tubuh Sifa lebih menunduk, kalau diperhatikan pundaknya condong ke depan mengartikan dia malu dan tidak siap menerima risiko," kata Nunki.

Nunki melihat Sifa sepertinya lebih terpukul dengan perbuatan yang telah dilakukan."Di fotonya itu tubuh Sifa menyempit mulai dari pundak, lengan tangan sampai paha. Itu mengartikan adanya tidak nyaman, tidak siap dan merasa malu. Sifa lagi sangat labil, ini kondisi saat dia di kepolisian. Kondisi sebenarnya tetap perlu wawancara khusus," ujar Nunki.

No comments:

Post a Comment