Loading

05 March 2014

Terbuka Peluang Sebagai Produsen Rumput Laut

rumput-lautWakil Menteri Perindustrian, Alex W. Retraubun mengatakan adanya berbagai kekayaan yang dimiliki Indonesia untuk membangun industri rumput laut yang kuat, merupakan suatu keharusan agar bangsa Indonesia memiliki kedaulatan sebagai produsen terkemuka rumput laut.
Pernyataan itu disampaikan Alex saat pendeklarasian berdirinya Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (ASTRULI) beberapa waktu lalu di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Menurut dia, kehadiran ASTRULI diharapkan mampu terjalin kerjasama antar pelaku industri, unsur pemerintah, pakar, pembina sebagai wadah fasilitasi, advokasi dibidang rumput laut dan Indonesia. Langkah itu agar dapat menjadi negara terdepan untuk hasil olahan serta terkemuka dalam pembangunan industri rumput laut
Data Kemenprin dilansir, Senin (3/3/2014) menyebutkan, Indonesia merupakan penghasil rumput laut di dunia dengan produksi rumput laut sebesar 1,9 juta ton pada 2008. Hasil tersebut didukung dengan hanya memanfaatkan lahan sebesar 220 hektar atau 20% dari keseluruhan lahan yang tersedia sebesar 1,1juta hektar.

Saat ini Indonesia masih menjadi eksportir rumput laut terpenting di Asia, namun nilai ekspor masih berada pada komuditas rumput laut kering, baru sebagian kecil diolah dalam bentuk bahan setengah jadi dan bahan jadi.
Selain itu rumput laut memiliki aplikasi untuk lebih dari 500 "end products", serta relatif lebih ekonomis jika dibandingkan dengan zat additive sejenis seperti gelatin dan gums. Dengan adanya potensi bahan baku rumput laut yang sangat besar, seperti Alkali Treated Carragenan, Semi Refined Carragenan dan agar-agar, maka dapat dijadikan modal untuk membuka peluang bagi Indonesia agar menjadi pemasok produk olahan rumput laut di dunia.
Terdapat beberapa daerah potensial untuk budidaya rumput laut jenis Euchema seperti di Sabang, Sumatera Selatan, Riau, Bangka, Banten, Pulau Seribu, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Papua.
Sedangkan untuk budidaya rumput laut jenis Gracilaria di pertambakan antara lain berada di Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Jawa, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, NAD dan Kalimantan Barat.
Tercatat hingga saat ini Jumlah industri pengolahan rumput laut di Indonesia sekitar 18 unit usaha yang terdiri dari 5 unit usaha industri agar, 2 unit usaha industry Refine Carageenan (RC) dan 11 unit usaha industry Semi Refined Cerageenan (SRC), secara keseluruhan produksi olahan rumput laut tersebut mencapai 15.638 ton/tahun.

No comments:

Post a Comment