Tudingan terhadap pemerintah AS yang melanggar privasi warga, dibantah
Pemerintah AS. Presiden Barack Obama malah terkesan cuek dan tidak
percaya terbukanya pemantauan rahasia Badan Keamanan Nasional (NSA) atas
catatan telepon dan data Internet telah melanggar hak-hak privasi warga
Amerika.
Pernyataan mengejutkan Obama ini dikemukakan kepala staf Gedung Putih Denis McDonough, Ahad malam (16/6).
McDonough
tampil dalam program “Face the Nation” pada stasiun televisi CBS. Dalam
pernyataan itu, McDonough mengaku pihak Gedung Putih tidak mengetahui
keberadaan Edward Snowden, mantan kontraktor NSA yang membuka tabir
pengawasan dan pemantauan internet itu.
Pemerintahan Obama
sangat yakin kalai pengumpulan data rahasia dari sejumlah “metadata”
yang masif dari telepon adalah legal dan diotorisasi oleh Kongres untuk
kepentingan mengatasi serangan militan.
McDonough mengatakan
Obama tidak merasa telah melanggar privasi warga Amerika. McDonough
mengatakan adanya program-program tersebut jelas membuat banyak orang
terkejut. “Presiden Obama menyambut debat publik untuk hal ini karena ia
mengatakan kita harus menemukan keseimbangan dan tidak akan selamanya
ada dalam siaga perang,” ujarnya.
Terbukanya skandal pemantauan
secara luas oleh NSA mengundang kritikan bahwa pemerintahan Obama telah
memperpanjang, atau bahkan memperluas, alat keamanan yang dibangun
pemerintahan George W. Bush setelah kasus serangan 11 September 2001.
McDonough
mengatakan Kongres mengotorisasi program-program tersebut sebagai cara
untuk mengatasi kampanye melawan Amerika. "Presiden tidak mengatakan
‘percayalah pada saya.’ Presiden mengatakan, saya ingin setiap anggota
Kongres, yang memberikan wewenang pada kita untuk menjalankan program
ini, untuk memahaminya, mendapat penjelasan mengenainya dan merasa
nyaman dengannya,” ujarnya.
Ketua Komite Intelijen Dewan
Perwakilan Rakyat Mike Rogers, mengatakan bahwa NSA akan mengeluarkan
informasi mengenai ancaman-ancaman terorisme yang dipantau dari telepon.
No comments:
Post a Comment