Astronot Mike Hopkins dari badan antariksa NASA merilis gambar
penampakan fenomena aurora Bumi yang ditangkap dari luar angkasa.
Menampilkan lengan robot di International Space Station (ISS), aurora
ini memancarkan warna hijau dan merah yang menyelimuti Bumi.
Dilansir Nbcnews,
Jumat (28/2/2014), kemunculan aurora diawali dengan ledakan partikel
matahari (coronal mass ejection atau CME) yang menyerbu planet di
sekitarnya. Partikel ini kemudian bertemu dengan medan geomagnetik Bumi
dan menciptakan aurora di atmosfer.
Tempat yang paling jelas
untuk melihat aurora ialah di kutub Utara dan Kutub Selatan. Mike
Hopkins dalam Twitternya menuliskan, cahaya di Selatan benar-benar
menakjubkan malam ini," kicau Mike pada Kamis kemarin atau 27 Februari
2014.
Fenomena ini juga terjadi di planet sistem tata surya
selain Bumi. Sebuah foto dan video telah dirilis NASA yang
memperlihatkan aurora di Saturnus. Fenomena ini ditangkap oleh pesawat
luar angkasa Cassini yang mengorbit dekat planet bercincin tersebut.
"Aurora
Saturnus dapat berubah-ubah. (Maksudnya), Anda mungkin melihat kembang
api, Anda mungkin tidak melihat apa-apa," ungkap Jonathan Nichols dari
University of Leicester di Inggris.
Ia mengatakan, pada 2013, tim
peneliti menyaksikan aurora yang menari (dancing auroras) dan muncul
ledakan cahaya super cepat di bagian kutub. "Ini merupakan tampilan
terbaik yang kami lihat pada pola yang berubah dengan cepat dari emisi
aurora," tutur Wayne Pryor, peneliti Cassini di Central Arizona College.
Lebih
lanjut ia mengungkapkan, beberapa titik cahaya datang dan pergi yang
terlihat dari tangkapan instrumen NASA. Gambar aurora di Saturnus
ditangkap pada akhir April dan Mei 2013.
No comments:
Post a Comment