Loading

12 December 2013

CERITA, MISTERI

Senja hari sekitar bulan Juli 2005.Saya sedang santai2 duduk di teras rumah menikmati pemandangan matahari yang mulai terbenam.Cuitan riuh burung2 yang mulai terbang kembali ke sarang dan suara cicitan yang mengiringi terbang senyap dari kampret(kadang2 kalong) yang baru keluar mencari mangsa menghiasi langit yang mulai temaram.

Sesekali terdengar bunyi jangkrik dan serangga malam lainnya sementara di kejauhan terdengar sayup2 kumandang Adzan Maghrib.

Plakkk plekk plookkk..Saya mulai tepuk sana tepuk sini.Nyamuk cui..Kalau misalkan kulit anda begitu mulus akibat jarang bertemu nyamuk di kampung halaman anda maka siap2 saja apabila datang berkunjung ke Pulau Seribu Sungai Bermiliar Pohon lengan dan betis anda akan penuh bekas luka koreng akibat ganasnya nyamuk di Pulau Khatulistiwa.



Saya:"Wah..kaga beres ini..masuk ah..lama2 di luar bisa2 balik liburan badan penuh koreng" gerutuku sambil bangkit dari tempat duduk bersiap masuk ke dalam rumah.

Baru saja berdiri tiba2 terdengar suara mendecit diikuti dengking anjing2 milik Pak H tetangga (cuma beliau yang memiliki kawanan anjing berjumlah 8 ekor) yang terletak selang beberapa rumah di sebelah kanan yang tak berapa lama disusul bunyi riuh

suara gonggongan dari anjing2 tsb.Aku terpaku diam sesaat di tempat kemudian mengenakan sandal yang berhamburan dekat keset di teras entah milik siapa dan perlahan berjalan ke halaman menuju pintu pagar depan rumah,ditengah perjalanan aku memungut batu seukuran kepalan tangan sementara gonggongan anjing semakin keras.

Ketika saya sudah keluar dari halaman dan berdiri sambil celingak celinguk di depan pintu pagar tiba2 sebuah cahaya kuning terang menyorot membutakan mata saya menghampiri dari arah kanan dengan kecepatan sedang.

Ketika batu hampir melayang ke cahaya tsb saya menurunkan lengan dan segera lari sekencang mungkin kembali memasuki karena melihat cahaya tersebut berasal dari sebuah sepeda motor dengan pengendara yang familier..ya siapa lagi kalo bukan Om J.

Tetapi yang membuat saya lari  dan ingin menutup pintu pagar depan bukan lah karena melihat sosok tambun yang tampak tidak proporsionil di atas motor bebek yang dimodif hingga jadi ceper(pendek) tetapi karena kumpulan anjing yang berlari mengejar di belakang sambil menyalak2 ganas dan memamerkan gigi taringnya.Begitu melihat saya Om J segera membunyikan klakson sepeda motornya berulang kali sambil berteriak2 panik.

Om J:"Oy..tungguin Om Oy..Jangan ditutup dulu pintu pagarnya!!!" teriaknya

Saya:"Jeleng ih!!!Palaju motor muh,Om!!!!" (Buruan!!Kencengin motor mu,Om!!)

Om J pun menarik gas motornya sampai habis,motor pun menggerung2 dan bertambah kencang dan dengan gaya bak Pembalap Cap Tong Edan,Omm J nge Drift masuk ke halaman rumah kami dan dengan seketika saya pun menutup pintu pagar agar anjing2 pengejarnya tidak ikut masuk.

Setelah itu saya pun terpogoh2 menghampiri Om J yang sedang turun setelah memarkir motornya di samping rumah sementara anjing2 milik Pak H terus menggonggong bak kesetanan dan membentur2kan diri mereka ke pintu pagar.

Saya:"Om..Buhen asu2 te manyasah ikau?"(Om,kenapa anjing2 itu ngejar kamu?) tanyaku ke Om J.

Om J nyengir jail dan berkata enteng:

Om J:"Ya iya lah..Lha tadi Om ga sengaja ngelindas ekor salah satunya yang warna cokelat belang putih itu.Salah sendiri baring2 di tengah jalan.Untung bukan kepalanya yang kelindas" katanya tanpa perasaan bersalah sedikitpun.

Saya pun cuma tepok jidat sambil geleng2 kepala.Pantes aja Om J dikejar satu kawanan soalnya yg dia lindas itu si Bruno,ketua geng anjingnya Pak H.

Saya:"Terus ngapain kesini,Om?Tumben.."(Semenjak akhir tahun 2003 Om J sudah berdomisili tetap di Palangkaraya gara2 ingin konsen ngurus keluarga terus beliau sudah memulai usaha kontraktor sama adik iparnya dan semenjak itu jadi SOMBONG BANGET  jadi jarang datang2 silaturahmi ke rumah)

Om J:"Om mau ketemu Papa mu.Mau ngurus sertifikat tanah yang baru dia beli kemaren dari teman Om."

Saya: "Laaahh..Baru 15 an menit tadi Papa keluar sama Mama.Ngelayat teman kerja Papa yg baru meninggal kemaren.Si Pak E."

Om J: "Ya elah..Gimana sih..Si Abang kok ga ngabarin sih..ckckck.Sampai jam berapa mereka ngelayatnya?"

Saya:"Kurang tau,Om.Tapi biasanya kalo ngelayat jam segini nanti jam 8 atau setengah 9 baru pulang sih.Ada Kebaktian dulu kan soalnya."

Om J:"Oooo..ya udah,Om nunggu aja dulu ya..Santai2 dulu..."(Padahal kalo ga ditungguin anjing2 Pak H didepan pagar si Om pasti langsung ngacir apalagi waktu itu lagi pas jam makannya)

Saya:"Ok,Om.Kita duduk santai di teras aja lah ya.Om,duduk aja dulu,aku ambil obat nyamuk bakar sekalian minta Bi N bikinin Es teh manis sama bawa camilan." kataku sambil masuk ke dalam rumah.

Om J:"Ahhhh..Ga usah repot2..ga usah repot2.."

Saya: "Ga lah,Om..Namanya juga tamu..."(Dalam Hati:  Dasar muna...   Soalnya dari pengalaman2 sebelumnya kalo Om J ga dikasi "sajen" ntar ngambek  )

Tak berapa lama kemudian setelah kami rileks dan ngobrol gosip gosip terkini sembari menikmati camilan dan Es teh manis...Om J merogoh saku depan Polo Shirt Biru Toska Garis2 Putihnya mengeluarkan Korek api dan rokok kretek DSS favoritnya.

Dan obrolan pun berlanjut dengan kondisi yang agak kurang nyaman ketimbang selanjutnya akibat asap rokok yang berasimilasi dengan asap obat nyamuk bakar.

Setelah topik semakin menipis sementara jam masih menunjukkan pukul 19.10..Saya pun nyeletuk:

Saya:"Om..ada cerita hantu baru ga?"

Om J:(Ngebul2x) "Hmmm..Ada sih..Kejadiannya  baru2 ini pula.."ujarnya dengan suara datar hampir tanpa antusiasme.(Ngebul)

Saya:"Cerita dong Om..."

Om J:(Mematikan rokok yang hampir habis kemudian ambil yang baru lagi)" Oke lahh..Tapi minta Bi N ambilin makanan buat Om..Lapar nih.." katanya sambil menepuk perutnya yang buncit.

Saya:"Ckckck..Ya udah lah.Ntar dibilangin dulu ke Bi N..."(Pantesan si Om terdengar ga antusias ternyata niatnya minta "sajen" lebih

Kemudian makanan pun dihidangkan dan setelah beberapa suap masuk ke mulut Om J pun mulai bercerita:

Om J:"Ceritanya waktu bulan Maret kemaren.Waktu Om sama teman2 ke Desa T dekat Sampit sana.Itu lho Desa bekas pemukiman Penambang Emas yang  dulu pernah masuk koran gara pembantaian yang dilakukan antar warga gara2 berebut emas."

Saya:"Ooo..ya ya..pernah dengar dulu dari Papa..Terus ada cerita apa,Om?"

Om J:(Ngebul) Nah jadi gini ceritanya:

Matahari belum lagi terbit ketika Om J dan rombongannya pada September 2003 bertolak dari Sampit menuju ke lokasi.Investigasi dan cerita yang masih diliputi misteri mengenai fakta yang terjadi di Desa T telah menarik minat salah satu media cetak terbesar

di Kalteng untuk mengirimkan tim untuk menguak tabir yang menyelimuti latar belakang dan rincian kejadian pembantaian yang dilakukan sesama warga desa tsb akibat pertikaian antara pemukimnya yang kebanyakan adalah penambang emas.

Tim yang dikirim beranggotakan 12 orang.Pihak media mengirimkan Markus sebagai jurnalis utama,Ahmadi sebagai fotografer serta asistennya Joni,terus Menteng,Jono dan Kokot sebagai staff elektronik dan komunikasi,Bripda Memet dan Bripda Alex sebagai reserse pendamping dari kepolisian,

Dadang dan Utuh sebagai driver,Om J dan temennya Ridwan ngikut jadi fotografer amatir dan logistik(gaje banget emang Om J sama Om Ridwan tujuannya mentang2 kenal sama pimpinan redaksi media tsb :p) (O ya..nama2 diatas telah diganti sesuai permintaan tokoh2 yang terlibat).

Perjalanan dengan 2 mobil To**ta Ki**ng dari Sampit menuju lokasi ditempuh selama 2,5 jam tanpa hambatan berarti kecuali kondisi jalan yang kurang baik akibat kurangnya pemeliharaan.

Sesampainya di lokasi tim segera berkonsolidasi dan menemui Kepala Desa untuk koordinasi dan menerangkan maksud dan tujuan tim.Walaupun awalnya Kepala Desa keberatan dan menolak tetapi setelah menerima surat pengantar dari kepolisian dan beberapa lembar "kertas" merah maka akhirnya tim mendapatkan izin untuk meneruskan pekerjaan mereka.

Setelah itu tim tidak membuang2 waktu dan segera memulai investigasi terhadap warga2 sekitar dan ternyata didapat fakta yang mengejutkan bahwa ternyata Warga Desa telah memindahkan pemukiman mereka sekitar 7 km dari lokasi Desa T yang sebenarnya.

Tetapi saat di wawancara mengenai kejadian pembantaian beberapa tahun yang lalu banyak warga yang menolak menjawab dan cenderung mengalihkan topik pembicaraan bahkan beberapa mengacuhkan upaya wawancara oleh Markus.

Saat matahari sudah tinggi di langit tim masih belum mendapatkan keterangan apapun dari warga Desa T ketika tiba2 Markus didatangi beberapa orang pemuda dari desa yang bersedia diwawancara dengan imbalan beberapa lembar "kertas" hijau.

Disepakati salah seorang bernama Rizal sebagai wakil pemuda2 tsb untuk diwawancara.

(Wawancara dilakukan dalam Bahasa Banjar)

Markus:"Siapa ngaran pian?"(Siapa nama anda?)

Rizal:"Ngaran ulun Rizal bin Mahmud,Pa ai.(Nama saya Rizal bin Mahmud,Pak)

Markus:"Dari wawancara kami lawan bebuhan warga desa jar Desa T wadah buhan kam bediam wayah ni lainan lawan wadah Desa T nang dahulu yang sebujurnya?"(Dari wawancara kami terhadap warga Desa didapat bahwa lokasi Desa T tempat kalian bermukim sekarang berbeda dengan lokasi Desa T sebelumnya?)

Rizal:"Heeh,bujur jar buhannya,Pa ai.Desa wayah ni sudah dipindah tujuh kiloan dari Desa nang dahulu."(Ya,benar kata mereka,Pak.Desa yang sekarang sudah dipindah sekitar 7 km dari desa yang dahulu).

Markus:"Kenapa bisa kayatu?"(Kenapa bisa begitu?)

Rizal:’Sebujurnya..Ulun kada wani bekesah pang Pa.."(Sebenarnya saya ga berani cerita sih,Pak) katanya sambil bergerak2 gelisah dan celinguk kanan kiri sementara kawan2nya berbisik2 dengan wajah yang tegang.

Markus:"Bah,kayapa pian ni?Tadi sudah dibari duit.Jangan macam2 pian lah.Kami ni ada membawa polisi.Kena ditekap buhannya pian kena.(Hey,gimana sih anda ini?Tadi sudah dikasih uang.Jangan macam2 anda.Kami membawa polisi juga ini.Nanti mereka tangkap kamu) bentak Pak Markus.

Rizal:"Hiiihh..Ampun,Pak.Jangan ditangkap kami,Pak." pintanya dengan muka takut.

Markus:"Lajui bekesah mun kayatu"(Buruan cerita kalo begitu)

Rizal:"Ulun wayah tu masih halus pang,Pa ai.Tapi pas desa ni dipindah ulun ingat sikit2 tu gara2 umpat apa nang jar Kiai nang dibawa Haji U urang beduit nang sudah pindah ke Sampit."(Waktu itu saya masih kecil,Pak.

Tapi saya ingat sedikit2 kalau desa ini pindah lokasi gara2 menuruti saran seorang Kyai yang dibawa Haji U bekas orang kaya desa ini yang sudah pindah ke Sampit).

Markus:"Menurut jar Pak Kyai wayah tu kenapa jar mesti pindah sampai 7 kilo lokasi Desa T ni?"

Rizal kembali bergerak2 tak nyaman tetapi kemudian tampak ketakutan saat melihat Alex dan Memet yang mengawasi wawancara dengan sorot mata tajam dan posisi beridiri tegak dalam diam.

Rizal:"Jar nya Kiai wayah tu nyaman buhan warga desa kada diganggui oleh setan nang tertarik darah korban pembantaian dahulu Pa ai"(Katanya Kyai waktu itu supaya warga desa tidak diganggu oleh setan yang tertarik darah korban2 pembantaian yang dulu terjadi di Desa T,Pak)

Selesai Rizal berkata begitu tiba2 berhembus angin dingin yang menusuk sampai ke tulang dan yang membuat bergidik dan heboh gerombolan pemuda desa adalah bunyinya yang menyerupai suara jeritan lirih dari beberapa orang dari berbagai jenis kelamin dan usia.

Setelah kejadian itu Rizal dan pemuda lain menolak untuk diwawancara dan mengembalikan seluruh uang yang diberikan kepada mereka.

Setelah itu tim segera berkumpul mendiskusikan langkah selanjutnya.Anggota tim terutama dari pihak media amat tidak puas dengan hasil wawancara hari itu dan memutuskan untuk menyelidiki langsung ke lokasi Desa T yang sebelumnya.

Bripda Memet dan Alex pun setuju karena mereka berniat menemukan fakta2 yang masih belum terkuak dari penyelidikan2 sebelumnya yang tidak maksimal karena berbarengan dengan kejadian kerusuhan reformasi dan disusul konflik antar suku yang terjadi di Kalteng sehingga penyelidikan polisi terhadap kasus ini pun tidak maksimal dan terkesan alakadarnya.

Akhirnya mayoritas menyatakan persetujuan kecuali Om J dan Ridwan yang sudah fasih mengenai ganggguan dan pertanda gaib dari pengalaman mereka mancing dan akhir2 ini hunting foto di alam liar.

Akhirnya demi memuaskan rasa keingintahuan Om J dan Ridwan akhirnya bersedia ikut dengan pamit terlebih dahulu pergi ke warung Desa untuk membeli seluruh stok rokok dan beberapa buah pemantik api tak lupa 1 kotak mie instan dan beberapa botol air mineral 1,5 liter untuk menambah logistik karena tim berencana untuk tinggal paling tidak selama 3 hari di lokasi.

Akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan menuju lokasi awal Desa T dengan berjalan kaki karena jalan menuju lokasi hanya berupa jalan setapak yang tidak terurus.

Seluruh anggota tim bahkan Driver dan Polisi pun kebagian "jatah" mengangkut logistik dan peralatan yang semakin bertambah setelah berbelanja di warung desa dan Om J pun dan Ridwan pun harus mengangkut rokok2 yang mereka beli sendiri soalnya yang lain menolak membawa barang tambahan.(Rasain tuh Om J).

Perjalanan ditempuh dalam waktu beberapa jam karena diselingi beberapa kali istirahat untuk makan-minum-merokok juga foto2 alam sekitar sehingga hari telah beranjak sore ketika Tim sampai di lokasi.

Ketika tiba di pinggiran sebuah lahan terbuka yang luas terlihat beberapa puing2 bekas bangunan dan rumah warga yang rusak akibat terbakar.Rumput dan semak mulai tumbuh memenuhi lingkungan desa yang lama terbengkalai.Kemudian diputuskan untuk mendirikan base camp dan kemah dari terpal yang dibeli dari warung desa.

Setelah base camp berdiri,pusat komunikasi dan teknologi pun diaktifkan kemudian dilakukan kontak dengan pihak redaksi di Palangkaraya.

Setelah itu Markus pun mulai mengetik materi yang dia  dapatkan dari hasil wawancara sebelumnya di laptop,sementara anggota tim yang lain menyalakan api unggun untuk memasak makanan dan setelah itu saling bercengkrama dan bersenda gurau sambil makan malam sementara fotografer2 di tim pun saling membandingkan foto yang mereka dapat.Perlahan2 matahari pun terbenam berganti gelapnya malam yang saat itu tanpa rembulan.

Tiba2 terdengar seruan marah dari arah Markus yang kemudian berteriak memanggil Jono si ahli IT yang dengan terpogoh2 menghampiri dirinya.

Ternyata didapati laptop Markus mati total dan tidak bisa dihidupkan.Dibawah cahaya remang2 dari lampu emergency Jono mengecek baterai membongkar laptop tsb untuk memeriksa motherboard sementara itu Markus mondar mandir sambil mengomel karena laptopnya belum memiliki sistem recovery sehingga ia harus mengetik dari awal lagi.

Sekian lama mengutak atik Jono pun menyerah dan menyatakan bahwa tidak ada masalah pada baterai maupun motherboardnya yang hanya menghasilkan dampratan dari Markus.Staf komunikasi Kokot dan Menteng pun diperintahkan untuk mengabarkan ke pihak redaksi di Palangkaraya bahwa akan ada penundaan penyerahan berita akibat kesalahan teknis.

Dan ternyata radio komunikasi pun mengalami gangguan dan kembali staf sibuk memeriksa peralatan2 komunikasi yang sebelumnya berfungsi baik.

Bosan mendengar Markus marah2 anggota tim lain pun kembali ke api unggun untuk kembali bercengkrama.Beberapa saat kemudian Bripda Memet merasa kebelet kencing dan pamit menuju ke arah desa untuk buang air di balik bangunan yang rusak.

Sekian lama Memet tidak kembali anggota tim tidak merasa terlalu khawatir karena dianggap ybs sekalian BAB ketika tiba2 terdengar 2 kali letusan senjata dari revolver yang dibawa oleh Memet diikuti seruannya yang begitu keras menggema.

Seluruh anggota tim disekitar api unggun segera berdiri siaga.Bripda Alex mengeluarkan dan mengokang revolvernya,anggota tim lain berlari2 kecil dari base camp berkumpul bersama rekan2 lain di sekitar api unggun.

Markus:"Auh narai te nah?"(Suara apa itu?)

Alex:"Tembakan.Ketun melai hetuh.Ela miar bara hetuh.Kareh aku je tulak nampayah Memet."
(Tembakan.Kalian tinggal disini,jangan pergi kemana2 biar aku yang pergi liatin si Memet).

Ridwan:"Le.Pelum udut tuh.Dia mangat angat ateiku."(Bro,nih bawa terus hidupin rokok.Perasaanku ga enak)

Alex:"Dia.Damen ih aku jadi mimbit pistol tuh tuntang senter tuh."(Ga.Aman aja aku udah bawa pistol dan senter)

Ridwan:"Ayu ih mun kalute kuam.Babuah le lah."(Ya udah,terserah situ aja.Hati2.)

Alex pun secara perlahan berjalan sambil menyorotkan senter ke arah bangunan tempat Memet buang air dan entah darimana perlahan2 kabut tipis seperti embun mulai menyelimuti lahan kosong bekas Desa T.

Ketika Alex akhirnya menghilang di balik bangunan tidak berapa lama terdengar letusan pistol sebanyak 4 kali kemudian senyap.Seluruh anggota tim pun menjadi panik dan mulai memanggil2 dan berniat mendatangi Alex dan Memet karena mengira mereka bercanda ketika kabut yang semula seperti melata di tanah tiba2 dalam sekejap naik membuat pemandangan desa tampak kabur dan tiba2

tampak sosok2 muncul berjalan di tengah2 kabut tsb.Pada mulanya hanya terlihat seperti bayangan kemudian semakin lama sosok2 tsb memadat menyerupai orang2 tanpa pakaian berkulit warna kelabu dengan wajah amat bengis tanpa belas kasihan dan berbagai senjata digenggam di tangan.Ada puluhan sosok yang muncul bersenjatakan parang,golok,tombak,balok kayu bahkan senjata api rakitan.

Seluruh anggota tim diam terpaku tak mampu bergerak maupun bicara bahkan Markus tiba2 terjatuh dan pingsan.Sosok2 ini perlahan2 mendekati tempat tim yang bersama2  berkumpul dan merapat membentuk lingkaran di sekitar api unggun dan semua orang menyalakan rokok(mitosnya jika menyalakan rokok diri kita akan tidak tampak di mata mahluk halus) sembari memanjatkan doa kepada Tuhan YME.

Kemudian munculah mahluk yang lebih mengerikan lagi.Tubuhnya mirip manusia gempal dengan tinggi 5 meter lebih,kulit berwarna merah muda seperti kulit yang terkelupas akibat terbakar,dengan lengan dan tungkai yang kecil pendek tidak proporsional,kepalanya menyerupai kepala orang utan tapi hanya memiliki satu mata yang amat besar di dahinya dan memancarkan sinar kekuningan terlihat juga gigi seri besar2 berwarna hitam yang mencuat tak beraturan dari bibirnya.

Mahluk ini tertawa2 seperti orang gila dengan suara berat menggema dan yang membuat seluruh anggota tim yang masih sadar terkesiap melihat di kedua tangan mahluk itu terggenggam tubuh Memet dan Alex yang diam tak bergerak.

Tanah bergetar di setiap langkah mahkluk itu dan mahluk2 bayangan dengan senjata2 terancung semakin mendekati posisi tim di sekitar api unggun yang mulai meredup.

Semakin lama semakin banyak angggota tim berjatuhan satu persatu,tetapi Om J dan Ridwan tetap teguh berdoa.Ketika seluruh sosok mahluk2 jahanam tsb sudah hampir menyentuh mereka tiba2 terdengar suara berdenging yang amat luar biasa diikuti cahaya amat terang yang meliputi daerah sekitar mereka dan bersamaan dengan itu pandangan Om J dan Ridwan menjadi gelap dan mereka berdua pun jatuh pingsan.

Cahaya mentari membangunkan Om J.Ia memaksakan diri untuk duduk walau kepalanya terasa berputar2 ditambah tubuhnya terasa pegal dan letih.Terdengar suara parau mengucapkan sapaan selamat pagi yang ternyata dari Menteng yang kemudian menyodorkan sebotol air mineral yang segera disambar Om J dan dihabiskannya dalam waktu singkat.

Om J:"Kueh je beken,le?"(Mana yang lain,Bro?)

Menteng:"Wayah tuh rahat tujah uras ewen,J..Baya ikau dengankuh ih je jadi misik" (Sekarang masih ga sadar semua mereka,J..Baru kamu dan aku yang sudah sadar).

Om J melihat sekelilingnya dan mendapati rekan2 satu tim nya bergelimpangan di sekitar api unggun yang telah padam.Semuanya lengkap bahkan Memet dan Alex pun hanya sedikit terluka pada bagian kepala dan wajah keduanya pucat tetapi napasnya masih teratur walau sedikit lambat.

Om J:"Kenampie tau itah masih tau belum limbah kejadian alem endau kau Teng lah?"(Gimana bisa kita masih hidup abis kejadian semalam ya ,Teng?)

Menteng:"Tawa kea lah..Te puna awi ampin asi Hatalla ih itah tau ilalus bara taluh alem endau."(Entah lah.Hanya kasih perlindungan dari Tuhan aja yang melepaskan kita dari mahluk tadi malam).

Om J pun mengangguk2 setuju.Kemudian satu persatu anggota2 tim pun sadar kecuali Memet dan Alex yang tidak memberikan respon apapun walau sudah dibangunkan bahkan disiram air dan ditampar2.

Kemudian akhirnya seluruh anggota tim bahkan Markus pun setuju untuk meninggalkan tempat itu,bahkan dengan meninggalkan seluruh peralatan mereka disana.Anggota tim secara bergantian menggendong tubuh Memet dan Alex sampai tiba di mobil2 mereka yang di parkirkan di halaman balai desa T.Kemudian tanpa ba bi bu dan pamit segera meluncur menuju Palangkaraya.

Sayangnya walaupun sudah coba disadarkan oleh banyak ahli agama dan dukun Bripda Memet akhirnya meninggal 3 bulan setelah kejadian dan walaupun Bripda Alex berhasil disadarkan dirinya harus dirawat di RSJ karena hilang kewarasannya dan sering mengamuk tanpa sebab.

Om J:(Ngebul2) "Begitulah pengalaman Om yang resmi menjadi yang paling berbahaya sepanjang pengalaman Om menjelajah kesana kemari"

Saya:"Kok berasa mirip cerita novel sih,Om?"

Om J:"Ya mau percaya boleh..ga juga ga apa2..."

Saya:"Maksudnya kok Tante J atau Papa ga pernah cerita sih?"

Om J:"Lhaaa..baru kamu kok yang Om ceritain..Om baru siap ceritain sekarang soalnya..." mukanya berubah muram.

Saya:"Duh,sorry,Om..Pasti masih trauma ya sampai baru bisa cerita sekarang?" kataku sambil sedikit menyesal.

Om J:"Bukan..."

Saya:"Lho..terus kenapa?" ujarku sambil mengerutkan kening.

Om J:"Soalnya itu cerpen misteri yang baru Om karang tadi pagi..."

Byuuurrr...Tanpa sadar tangan ini mengguyurkan es teh manis segelas penu ke Om J..Sehingga sukses lah Om J mandi Es teh manis malam itu...


(Setelah pulang mandi dan ganti baju serta menyelesaikan urusan sama Papa.Om J berusaha melakukan rekonsiliasi dengan saya dengan bercerita kejadian bener2 nyata yang dialaminya yang akhirnya terpaksa saya telusuri ke tokoh2 yang terlibat untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut.)

No comments:

Post a Comment