Senja hari sekitar bulan Juli 2005.Saya sedang santai2 duduk di teras
rumah menikmati pemandangan matahari yang mulai terbenam.Cuitan riuh
burung2 yang mulai terbang kembali ke sarang dan suara cicitan yang
mengiringi terbang senyap dari kampret(kadang2 kalong) yang baru keluar
mencari mangsa menghiasi langit yang mulai temaram.
Sesekali terdengar bunyi jangkrik dan serangga malam lainnya sementara di kejauhan terdengar sayup2 kumandang Adzan Maghrib.
Plakkk
plekk plookkk..Saya mulai tepuk sana tepuk sini.Nyamuk cui..Kalau
misalkan kulit anda begitu mulus akibat jarang bertemu nyamuk di kampung
halaman anda maka siap2 saja apabila datang berkunjung ke Pulau Seribu
Sungai Bermiliar Pohon lengan dan betis anda akan penuh bekas luka
koreng akibat ganasnya nyamuk di Pulau Khatulistiwa.
Saya:"Wah..kaga
beres ini..masuk ah..lama2 di luar bisa2 balik liburan badan penuh
koreng" gerutuku sambil bangkit dari tempat duduk bersiap masuk ke dalam
rumah.
Baru saja berdiri tiba2 terdengar suara mendecit diikuti
dengking anjing2 milik Pak H tetangga (cuma beliau yang memiliki kawanan
anjing berjumlah 8 ekor) yang terletak selang beberapa rumah di sebelah
kanan yang tak berapa lama disusul bunyi riuh
suara gonggongan
dari anjing2 tsb.Aku terpaku diam sesaat di tempat kemudian mengenakan
sandal yang berhamburan dekat keset di teras entah milik siapa dan
perlahan berjalan ke halaman menuju pintu pagar depan rumah,ditengah
perjalanan aku memungut batu seukuran kepalan tangan sementara
gonggongan anjing semakin keras.
Ketika saya sudah keluar dari
halaman dan berdiri sambil celingak celinguk di depan pintu pagar tiba2
sebuah cahaya kuning terang menyorot membutakan mata saya menghampiri
dari arah kanan dengan kecepatan sedang.
Ketika batu hampir
melayang ke cahaya tsb saya menurunkan lengan dan segera lari sekencang
mungkin kembali memasuki karena melihat cahaya tersebut berasal dari
sebuah sepeda motor dengan pengendara yang familier..ya siapa lagi kalo
bukan Om J.
Tetapi yang membuat saya lari dan ingin menutup
pintu pagar depan bukan lah karena melihat sosok tambun yang tampak
tidak proporsionil di atas motor bebek yang dimodif hingga jadi
ceper(pendek) tetapi karena kumpulan anjing yang berlari mengejar di
belakang sambil menyalak2 ganas dan memamerkan gigi taringnya.Begitu
melihat saya Om J segera membunyikan klakson sepeda motornya berulang
kali sambil berteriak2 panik.
Om J:"Oy..tungguin Om Oy..Jangan ditutup dulu pintu pagarnya!!!" teriaknya
Saya:"Jeleng ih!!!Palaju motor muh,Om!!!!" (Buruan!!Kencengin motor mu,Om!!)
Om
J pun menarik gas motornya sampai habis,motor pun menggerung2 dan
bertambah kencang dan dengan gaya bak Pembalap Cap Tong Edan,Omm J nge
Drift masuk ke halaman rumah kami dan dengan seketika saya pun menutup
pintu pagar agar anjing2 pengejarnya tidak ikut masuk.
Setelah
itu saya pun terpogoh2 menghampiri Om J yang sedang turun setelah
memarkir motornya di samping rumah sementara anjing2 milik Pak H terus
menggonggong bak kesetanan dan membentur2kan diri mereka ke pintu pagar.
Saya:"Om..Buhen asu2 te manyasah ikau?"(Om,kenapa anjing2 itu ngejar kamu?) tanyaku ke Om J.
Om J nyengir jail dan berkata enteng:
Om
J:"Ya iya lah..Lha tadi Om ga sengaja ngelindas ekor salah satunya yang
warna cokelat belang putih itu.Salah sendiri baring2 di tengah
jalan.Untung bukan kepalanya yang kelindas" katanya tanpa perasaan
bersalah sedikitpun.
Saya pun cuma tepok jidat sambil geleng2
kepala.Pantes aja Om J dikejar satu kawanan soalnya yg dia lindas itu si
Bruno,ketua geng anjingnya Pak H.
Saya:"Terus ngapain
kesini,Om?Tumben.."(Semenjak akhir tahun 2003 Om J sudah berdomisili
tetap di Palangkaraya gara2 ingin konsen ngurus keluarga terus beliau
sudah memulai usaha kontraktor sama adik iparnya dan semenjak itu jadi
SOMBONG BANGET jadi jarang datang2 silaturahmi ke rumah)
Om J:"Om mau ketemu Papa mu.Mau ngurus sertifikat tanah yang baru dia beli kemaren dari teman Om."
Saya: "Laaahh..Baru 15 an menit tadi Papa keluar sama Mama.Ngelayat teman kerja Papa yg baru meninggal kemaren.Si Pak E."
Om J: "Ya elah..Gimana sih..Si Abang kok ga ngabarin sih..ckckck.Sampai jam berapa mereka ngelayatnya?"
Saya:"Kurang
tau,Om.Tapi biasanya kalo ngelayat jam segini nanti jam 8 atau setengah
9 baru pulang sih.Ada Kebaktian dulu kan soalnya."
Om
J:"Oooo..ya udah,Om nunggu aja dulu ya..Santai2 dulu..."(Padahal kalo ga
ditungguin anjing2 Pak H didepan pagar si Om pasti langsung ngacir
apalagi waktu itu lagi pas jam makannya)
Saya:"Ok,Om.Kita duduk
santai di teras aja lah ya.Om,duduk aja dulu,aku ambil obat nyamuk bakar
sekalian minta Bi N bikinin Es teh manis sama bawa camilan." kataku
sambil masuk ke dalam rumah.
Om J:"Ahhhh..Ga usah repot2..ga usah repot2.."
Saya:
"Ga lah,Om..Namanya juga tamu..."(Dalam Hati: Dasar muna... Soalnya
dari pengalaman2 sebelumnya kalo Om J ga dikasi "sajen" ntar ngambek )
Tak
berapa lama kemudian setelah kami rileks dan ngobrol gosip gosip
terkini sembari menikmati camilan dan Es teh manis...Om J merogoh saku
depan Polo Shirt Biru Toska Garis2 Putihnya mengeluarkan Korek api dan
rokok kretek DSS favoritnya.
Dan obrolan pun berlanjut dengan
kondisi yang agak kurang nyaman ketimbang selanjutnya akibat asap rokok
yang berasimilasi dengan asap obat nyamuk bakar.
Setelah topik semakin menipis sementara jam masih menunjukkan pukul 19.10..Saya pun nyeletuk:
Saya:"Om..ada cerita hantu baru ga?"
Om J:(Ngebul2x) "Hmmm..Ada sih..Kejadiannya baru2 ini pula.."ujarnya dengan suara datar hampir tanpa antusiasme.(Ngebul)
Saya:"Cerita dong Om..."
Om
J:(Mematikan rokok yang hampir habis kemudian ambil yang baru lagi)"
Oke lahh..Tapi minta Bi N ambilin makanan buat Om..Lapar nih.." katanya
sambil menepuk perutnya yang buncit.
Saya:"Ckckck..Ya udah
lah.Ntar dibilangin dulu ke Bi N..."(Pantesan si Om terdengar ga
antusias ternyata niatnya minta "sajen" lebih
Kemudian makanan pun dihidangkan dan setelah beberapa suap masuk ke mulut Om J pun mulai bercerita:
Om
J:"Ceritanya waktu bulan Maret kemaren.Waktu Om sama teman2 ke Desa T
dekat Sampit sana.Itu lho Desa bekas pemukiman Penambang Emas yang dulu
pernah masuk koran gara pembantaian yang dilakukan antar warga gara2
berebut emas."
Saya:"Ooo..ya ya..pernah dengar dulu dari Papa..Terus ada cerita apa,Om?"
Om J:(Ngebul) Nah jadi gini ceritanya:
Matahari
belum lagi terbit ketika Om J dan rombongannya pada September 2003
bertolak dari Sampit menuju ke lokasi.Investigasi dan cerita yang masih
diliputi misteri mengenai fakta yang terjadi di Desa T telah menarik
minat salah satu media cetak terbesar
di Kalteng untuk
mengirimkan tim untuk menguak tabir yang menyelimuti latar belakang dan
rincian kejadian pembantaian yang dilakukan sesama warga desa tsb akibat
pertikaian antara pemukimnya yang kebanyakan adalah penambang emas.
Tim
yang dikirim beranggotakan 12 orang.Pihak media mengirimkan Markus
sebagai jurnalis utama,Ahmadi sebagai fotografer serta asistennya
Joni,terus Menteng,Jono dan Kokot sebagai staff elektronik dan
komunikasi,Bripda Memet dan Bripda Alex sebagai reserse pendamping dari
kepolisian,
Dadang dan Utuh sebagai driver,Om J dan temennya
Ridwan ngikut jadi fotografer amatir dan logistik(gaje banget emang Om J
sama Om Ridwan tujuannya mentang2 kenal sama pimpinan redaksi media tsb
:p) (O ya..nama2 diatas telah diganti sesuai permintaan tokoh2 yang
terlibat).
Perjalanan dengan 2 mobil To**ta Ki**ng dari Sampit
menuju lokasi ditempuh selama 2,5 jam tanpa hambatan berarti kecuali
kondisi jalan yang kurang baik akibat kurangnya pemeliharaan.
Sesampainya
di lokasi tim segera berkonsolidasi dan menemui Kepala Desa untuk
koordinasi dan menerangkan maksud dan tujuan tim.Walaupun awalnya Kepala
Desa keberatan dan menolak tetapi setelah menerima surat pengantar dari
kepolisian dan beberapa lembar "kertas" merah maka akhirnya tim
mendapatkan izin untuk meneruskan pekerjaan mereka.
Setelah itu
tim tidak membuang2 waktu dan segera memulai investigasi terhadap warga2
sekitar dan ternyata didapat fakta yang mengejutkan bahwa ternyata
Warga Desa telah memindahkan pemukiman mereka sekitar 7 km dari lokasi
Desa T yang sebenarnya.
Tetapi saat di wawancara mengenai
kejadian pembantaian beberapa tahun yang lalu banyak warga yang menolak
menjawab dan cenderung mengalihkan topik pembicaraan bahkan beberapa
mengacuhkan upaya wawancara oleh Markus.
Saat matahari sudah
tinggi di langit tim masih belum mendapatkan keterangan apapun dari
warga Desa T ketika tiba2 Markus didatangi beberapa orang pemuda dari
desa yang bersedia diwawancara dengan imbalan beberapa lembar "kertas"
hijau.
Disepakati salah seorang bernama Rizal sebagai wakil pemuda2 tsb untuk diwawancara.
(Wawancara dilakukan dalam Bahasa Banjar)
Markus:"Siapa ngaran pian?"(Siapa nama anda?)
Rizal:"Ngaran ulun Rizal bin Mahmud,Pa ai.(Nama saya Rizal bin Mahmud,Pak)
Markus:"Dari
wawancara kami lawan bebuhan warga desa jar Desa T wadah buhan kam
bediam wayah ni lainan lawan wadah Desa T nang dahulu yang
sebujurnya?"(Dari wawancara kami terhadap warga Desa didapat bahwa
lokasi Desa T tempat kalian bermukim sekarang berbeda dengan lokasi Desa
T sebelumnya?)
Rizal:"Heeh,bujur jar buhannya,Pa ai.Desa wayah
ni sudah dipindah tujuh kiloan dari Desa nang dahulu."(Ya,benar kata
mereka,Pak.Desa yang sekarang sudah dipindah sekitar 7 km dari desa yang
dahulu).
Markus:"Kenapa bisa kayatu?"(Kenapa bisa begitu?)
Rizal:’Sebujurnya..Ulun
kada wani bekesah pang Pa.."(Sebenarnya saya ga berani cerita sih,Pak)
katanya sambil bergerak2 gelisah dan celinguk kanan kiri sementara
kawan2nya berbisik2 dengan wajah yang tegang.
Markus:"Bah,kayapa
pian ni?Tadi sudah dibari duit.Jangan macam2 pian lah.Kami ni ada
membawa polisi.Kena ditekap buhannya pian kena.(Hey,gimana sih anda
ini?Tadi sudah dikasih uang.Jangan macam2 anda.Kami membawa polisi juga
ini.Nanti mereka tangkap kamu) bentak Pak Markus.
Rizal:"Hiiihh..Ampun,Pak.Jangan ditangkap kami,Pak." pintanya dengan muka takut.
Markus:"Lajui bekesah mun kayatu"(Buruan cerita kalo begitu)
Rizal:"Ulun
wayah tu masih halus pang,Pa ai.Tapi pas desa ni dipindah ulun ingat
sikit2 tu gara2 umpat apa nang jar Kiai nang dibawa Haji U urang beduit
nang sudah pindah ke Sampit."(Waktu itu saya masih kecil,Pak.
Tapi
saya ingat sedikit2 kalau desa ini pindah lokasi gara2 menuruti saran
seorang Kyai yang dibawa Haji U bekas orang kaya desa ini yang sudah
pindah ke Sampit).
Markus:"Menurut jar Pak Kyai wayah tu kenapa jar mesti pindah sampai 7 kilo lokasi Desa T ni?"
Rizal
kembali bergerak2 tak nyaman tetapi kemudian tampak ketakutan saat
melihat Alex dan Memet yang mengawasi wawancara dengan sorot mata tajam
dan posisi beridiri tegak dalam diam.
Rizal:"Jar nya Kiai wayah
tu nyaman buhan warga desa kada diganggui oleh setan nang tertarik darah
korban pembantaian dahulu Pa ai"(Katanya Kyai waktu itu supaya warga
desa tidak diganggu oleh setan yang tertarik darah korban2 pembantaian
yang dulu terjadi di Desa T,Pak)
Selesai Rizal berkata begitu
tiba2 berhembus angin dingin yang menusuk sampai ke tulang dan yang
membuat bergidik dan heboh gerombolan pemuda desa adalah bunyinya yang
menyerupai suara jeritan lirih dari beberapa orang dari berbagai jenis
kelamin dan usia.
Setelah kejadian itu Rizal dan pemuda lain
menolak untuk diwawancara dan mengembalikan seluruh uang yang diberikan
kepada mereka.
Setelah itu tim segera berkumpul mendiskusikan
langkah selanjutnya.Anggota tim terutama dari pihak media amat tidak
puas dengan hasil wawancara hari itu dan memutuskan untuk menyelidiki
langsung ke lokasi Desa T yang sebelumnya.
Bripda Memet dan Alex
pun setuju karena mereka berniat menemukan fakta2 yang masih belum
terkuak dari penyelidikan2 sebelumnya yang tidak maksimal karena
berbarengan dengan kejadian kerusuhan reformasi dan disusul konflik
antar suku yang terjadi di Kalteng sehingga penyelidikan polisi terhadap
kasus ini pun tidak maksimal dan terkesan alakadarnya.
Akhirnya
mayoritas menyatakan persetujuan kecuali Om J dan Ridwan yang sudah
fasih mengenai ganggguan dan pertanda gaib dari pengalaman mereka
mancing dan akhir2 ini hunting foto di alam liar.
Akhirnya demi
memuaskan rasa keingintahuan Om J dan Ridwan akhirnya bersedia ikut
dengan pamit terlebih dahulu pergi ke warung Desa untuk membeli seluruh
stok rokok dan beberapa buah pemantik api tak lupa 1 kotak mie instan
dan beberapa botol air mineral 1,5 liter untuk menambah logistik karena
tim berencana untuk tinggal paling tidak selama 3 hari di lokasi.
Akhirnya
mereka pun melanjutkan perjalanan menuju lokasi awal Desa T dengan
berjalan kaki karena jalan menuju lokasi hanya berupa jalan setapak yang
tidak terurus.
Seluruh anggota tim bahkan Driver dan Polisi pun
kebagian "jatah" mengangkut logistik dan peralatan yang semakin
bertambah setelah berbelanja di warung desa dan Om J pun dan Ridwan pun
harus mengangkut rokok2 yang mereka beli sendiri soalnya yang lain
menolak membawa barang tambahan.(Rasain tuh Om J).
Perjalanan
ditempuh dalam waktu beberapa jam karena diselingi beberapa kali
istirahat untuk makan-minum-merokok juga foto2 alam sekitar sehingga
hari telah beranjak sore ketika Tim sampai di lokasi.
Ketika tiba
di pinggiran sebuah lahan terbuka yang luas terlihat beberapa puing2
bekas bangunan dan rumah warga yang rusak akibat terbakar.Rumput dan
semak mulai tumbuh memenuhi lingkungan desa yang lama
terbengkalai.Kemudian diputuskan untuk mendirikan base camp dan kemah
dari terpal yang dibeli dari warung desa.
Setelah base camp
berdiri,pusat komunikasi dan teknologi pun diaktifkan kemudian dilakukan
kontak dengan pihak redaksi di Palangkaraya.
Setelah itu Markus
pun mulai mengetik materi yang dia dapatkan dari hasil wawancara
sebelumnya di laptop,sementara anggota tim yang lain menyalakan api
unggun untuk memasak makanan dan setelah itu saling bercengkrama dan
bersenda gurau sambil makan malam sementara fotografer2 di tim pun
saling membandingkan foto yang mereka dapat.Perlahan2 matahari pun
terbenam berganti gelapnya malam yang saat itu tanpa rembulan.
Tiba2
terdengar seruan marah dari arah Markus yang kemudian berteriak
memanggil Jono si ahli IT yang dengan terpogoh2 menghampiri dirinya.
Ternyata
didapati laptop Markus mati total dan tidak bisa dihidupkan.Dibawah
cahaya remang2 dari lampu emergency Jono mengecek baterai membongkar
laptop tsb untuk memeriksa motherboard sementara itu Markus mondar
mandir sambil mengomel karena laptopnya belum memiliki sistem recovery
sehingga ia harus mengetik dari awal lagi.
Sekian lama mengutak
atik Jono pun menyerah dan menyatakan bahwa tidak ada masalah pada
baterai maupun motherboardnya yang hanya menghasilkan dampratan dari
Markus.Staf komunikasi Kokot dan Menteng pun diperintahkan untuk
mengabarkan ke pihak redaksi di Palangkaraya bahwa akan ada penundaan
penyerahan berita akibat kesalahan teknis.
Dan ternyata radio
komunikasi pun mengalami gangguan dan kembali staf sibuk memeriksa
peralatan2 komunikasi yang sebelumnya berfungsi baik.
Bosan
mendengar Markus marah2 anggota tim lain pun kembali ke api unggun untuk
kembali bercengkrama.Beberapa saat kemudian Bripda Memet merasa kebelet
kencing dan pamit menuju ke arah desa untuk buang air di balik bangunan
yang rusak.
Sekian lama Memet tidak kembali anggota tim tidak
merasa terlalu khawatir karena dianggap ybs sekalian BAB ketika tiba2
terdengar 2 kali letusan senjata dari revolver yang dibawa oleh Memet
diikuti seruannya yang begitu keras menggema.
Seluruh anggota tim
disekitar api unggun segera berdiri siaga.Bripda Alex mengeluarkan dan
mengokang revolvernya,anggota tim lain berlari2 kecil dari base camp
berkumpul bersama rekan2 lain di sekitar api unggun.
Markus:"Auh narai te nah?"(Suara apa itu?)
Alex:"Tembakan.Ketun melai hetuh.Ela miar bara hetuh.Kareh aku je tulak nampayah Memet."
(Tembakan.Kalian tinggal disini,jangan pergi kemana2 biar aku yang pergi liatin si Memet).
Ridwan:"Le.Pelum udut tuh.Dia mangat angat ateiku."(Bro,nih bawa terus hidupin rokok.Perasaanku ga enak)
Alex:"Dia.Damen ih aku jadi mimbit pistol tuh tuntang senter tuh."(Ga.Aman aja aku udah bawa pistol dan senter)
Ridwan:"Ayu ih mun kalute kuam.Babuah le lah."(Ya udah,terserah situ aja.Hati2.)
Alex
pun secara perlahan berjalan sambil menyorotkan senter ke arah bangunan
tempat Memet buang air dan entah darimana perlahan2 kabut tipis seperti
embun mulai menyelimuti lahan kosong bekas Desa T.
Ketika Alex
akhirnya menghilang di balik bangunan tidak berapa lama terdengar
letusan pistol sebanyak 4 kali kemudian senyap.Seluruh anggota tim pun
menjadi panik dan mulai memanggil2 dan berniat mendatangi Alex dan Memet
karena mengira mereka bercanda ketika kabut yang semula seperti melata
di tanah tiba2 dalam sekejap naik membuat pemandangan desa tampak kabur
dan tiba2
tampak sosok2 muncul berjalan di tengah2 kabut
tsb.Pada mulanya hanya terlihat seperti bayangan kemudian semakin lama
sosok2 tsb memadat menyerupai orang2 tanpa pakaian berkulit warna kelabu
dengan wajah amat bengis tanpa belas kasihan dan berbagai senjata
digenggam di tangan.Ada puluhan sosok yang muncul bersenjatakan
parang,golok,tombak,balok kayu bahkan senjata api rakitan.
Seluruh
anggota tim diam terpaku tak mampu bergerak maupun bicara bahkan Markus
tiba2 terjatuh dan pingsan.Sosok2 ini perlahan2 mendekati tempat tim
yang bersama2 berkumpul dan merapat membentuk lingkaran di sekitar api
unggun dan semua orang menyalakan rokok(mitosnya jika menyalakan rokok
diri kita akan tidak tampak di mata mahluk halus) sembari memanjatkan doa kepada Tuhan YME.
Kemudian
munculah mahluk yang lebih mengerikan lagi.Tubuhnya mirip manusia
gempal dengan tinggi 5 meter lebih,kulit berwarna merah muda seperti
kulit yang terkelupas akibat terbakar,dengan lengan dan tungkai yang
kecil pendek tidak proporsional,kepalanya menyerupai kepala orang utan
tapi hanya memiliki satu mata yang amat besar di dahinya dan memancarkan
sinar kekuningan terlihat juga gigi seri besar2 berwarna hitam yang
mencuat tak beraturan dari bibirnya.
Mahluk ini tertawa2 seperti
orang gila dengan suara berat menggema dan yang membuat seluruh anggota
tim yang masih sadar terkesiap melihat di kedua tangan mahluk itu
terggenggam tubuh Memet dan Alex yang diam tak bergerak.
Tanah
bergetar di setiap langkah mahkluk itu dan mahluk2 bayangan dengan
senjata2 terancung semakin mendekati posisi tim di sekitar api unggun
yang mulai meredup.
Semakin lama semakin banyak angggota tim
berjatuhan satu persatu,tetapi Om J dan Ridwan tetap teguh berdoa.Ketika
seluruh sosok mahluk2 jahanam tsb sudah hampir menyentuh mereka tiba2
terdengar suara berdenging yang amat luar biasa diikuti cahaya amat
terang yang meliputi daerah sekitar mereka dan bersamaan dengan itu
pandangan Om J dan Ridwan menjadi gelap dan mereka berdua pun jatuh
pingsan.
Cahaya mentari membangunkan Om J.Ia memaksakan diri
untuk duduk walau kepalanya terasa berputar2 ditambah tubuhnya terasa
pegal dan letih.Terdengar suara parau mengucapkan sapaan selamat pagi
yang ternyata dari Menteng yang kemudian menyodorkan sebotol air mineral
yang segera disambar Om J dan dihabiskannya dalam waktu singkat.
Om J:"Kueh je beken,le?"(Mana yang lain,Bro?)
Menteng:"Wayah
tuh rahat tujah uras ewen,J..Baya ikau dengankuh ih je jadi misik"
(Sekarang masih ga sadar semua mereka,J..Baru kamu dan aku yang sudah
sadar).
Om J melihat sekelilingnya dan mendapati rekan2 satu tim
nya bergelimpangan di sekitar api unggun yang telah padam.Semuanya
lengkap bahkan Memet dan Alex pun hanya sedikit terluka pada bagian
kepala dan wajah keduanya pucat tetapi napasnya masih teratur walau
sedikit lambat.
Om J:"Kenampie tau itah masih tau belum limbah
kejadian alem endau kau Teng lah?"(Gimana bisa kita masih hidup abis
kejadian semalam ya ,Teng?)
Menteng:"Tawa kea lah..Te puna awi
ampin asi Hatalla ih itah tau ilalus bara taluh alem endau."(Entah
lah.Hanya kasih perlindungan dari Tuhan aja yang melepaskan kita dari
mahluk tadi malam).
Om J pun mengangguk2 setuju.Kemudian satu
persatu anggota2 tim pun sadar kecuali Memet dan Alex yang tidak
memberikan respon apapun walau sudah dibangunkan bahkan disiram air dan
ditampar2.
Kemudian akhirnya seluruh anggota tim bahkan Markus
pun setuju untuk meninggalkan tempat itu,bahkan dengan meninggalkan
seluruh peralatan mereka disana.Anggota tim secara bergantian
menggendong tubuh Memet dan Alex sampai tiba di mobil2 mereka yang di
parkirkan di halaman balai desa T.Kemudian tanpa ba bi bu dan pamit
segera meluncur menuju Palangkaraya.
Sayangnya walaupun sudah
coba disadarkan oleh banyak ahli agama dan dukun Bripda Memet akhirnya
meninggal 3 bulan setelah kejadian dan walaupun Bripda Alex berhasil
disadarkan dirinya harus dirawat di RSJ karena hilang kewarasannya dan
sering mengamuk tanpa sebab.
Om J:(Ngebul2) "Begitulah pengalaman
Om yang resmi menjadi yang paling berbahaya sepanjang pengalaman Om
menjelajah kesana kemari"
Saya:"Kok berasa mirip cerita novel sih,Om?"
Om J:"Ya mau percaya boleh..ga juga ga apa2..."
Saya:"Maksudnya kok Tante J atau Papa ga pernah cerita sih?"
Om J:"Lhaaa..baru kamu kok yang Om ceritain..Om baru siap ceritain sekarang soalnya..." mukanya berubah muram.
Saya:"Duh,sorry,Om..Pasti masih trauma ya sampai baru bisa cerita sekarang?" kataku sambil sedikit menyesal.
Om J:"Bukan..."
Saya:"Lho..terus kenapa?" ujarku sambil mengerutkan kening.
Om J:"Soalnya itu cerpen misteri yang baru Om karang tadi pagi..."
Byuuurrr...Tanpa
sadar tangan ini mengguyurkan es teh manis segelas penu ke Om
J..Sehingga sukses lah Om J mandi Es teh manis malam itu...
(Setelah
pulang mandi dan ganti baju serta menyelesaikan urusan sama Papa.Om J
berusaha melakukan rekonsiliasi dengan saya dengan bercerita kejadian
bener2 nyata yang dialaminya yang akhirnya terpaksa saya telusuri ke
tokoh2 yang terlibat untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut.)
No comments:
Post a Comment