China berhasil mendaratkan pesawat penjelajah luar angkasa mereka untuk pertama kalinya di Bulan. Mereka kini masuk dalam jajaran negara top di dunia dalam urusan astronomi. Sejumlah fakta menarik pun tercatat.
Sejumlah media di China mengabarkan, pesawat luar angkasa yang diberi nama Chang'e-3 mendarat dengan lancar sekitar pukul 21.15 malam waktu Beijing. Dari pesawat itu, dikeluarkan sebuah mesin penjelajah enam roda bernama 'Kelinci Giok' atau 'Yutu' dalam bahasa Mandarin.
Semua penduduk di negeri Tiongkok antusias dengan misi ini. Dari tayangan di televisi ditunjukkan betapa bahagianya kru dan peneliti di pusat kontrol luar angkasa China. Mereka saling berpelukan dan bertepuk tangan atas suksesnya misi ini.
Dengan demikian, China kini sejajar dengan Uni Soviet dan Amerika Serikat sebagai negara yang berhasil mengirim misi ke Bulan.
Berikut sejumlah fakta dan foto-foto menarik saat misi China itu mendarat ke Bulan:
Sebelum menjalankan misi, Yutu yang berbobot 140 kilogram itu sudah diuji di Gurun Kumtag, sebuah lokasi yang tak pernah disinggahi hujan dan mirip dengan kondisi permukaan Bulan.
Selama di Bulan, Yutu akan mengirimkan foto-foto berwarna dan ditransmisikan secara langsung ke pusat kendali antariksa Beijing. Alat itu akan tinggal tiga bulan untuk mempelajari struktur geologi permukaan Bulan dan mencari sumber daya alam.
Yutu dikembangkan Institut Antariksa Shanghai. Pembuatannya dilakukan sejak tahun 2002 dan selesai sekitar Mei 201. Nama Yutu dipilih setelah digelar survei online. Yutu dikenal dalam mitos China sebagai kelinci peliharaan dewi Chang'e.
Berdasarkan catatan Telegraph, India dan Amerika Serikat yang menjalankan misi serupa--mendaratkan pesawat yang dikendalikan jarak jauh-- gagal karena pesawat mereka hancur setelah mendarat dengan keras. Terakhir yang berhasil adalah Uni Soviet dengan pesawat Luna-24 pada tahun 1976.
Iran juga pernah mengklaim mengirimkan monyet ke luar angkasa dan berhasil kembali.
Diberitakan CNN, setelah mengirim pesawat dan robot, China akan membuka stasiun luar angkasa permanen di orbit bumi. Dengan adanya stasiun ini, maka bukan tidak mungkin, China akan rutin mengirim orang ke Bulan.
Ouyang Ziyuan, pemimpin proyek tersebut, mengatakan, misi China selanjutnya adalah meluncurkan sebuah misi yang bisa bolak balik dari Bumi ke Bulan.
"Saya yakin dalam dua atau tiga tahun ke depan, kami akan mampu membawa hasil riset yang sistematik dan akurat dari sampel ini," ujarnya.
Profesor Jiau Weixin dari Peking University’s School of Earth and Space Sciences mengatakan, pada tahun 2017 China akan kembali mengirim misi luar angkasa dan 2020 pembangunan stasiun luar angkasa dimulai.
Salah satu yang cukup kritis adalah Inggris. Meski tak mewakili keseluruhan warganya, media di Inggris Daily Mail menyoroti kebijakan PM David Cameron yang masih memberi bantuan ke China, padahal negeri tirai bambu itu sudah memiliki anggaran ke luar angkasa.
Dalam data yang diungkap media tersebut, total ada 27,4 juta poundsterling anggaran yang dialokasikan untuk China. Duit itu untuk membantu program perubahan iklim dan membantu perkembangan ekonomi.
"Publik akan khawatir kenapa masih membuang uang untuk membantu China. Sangat luar biasa kita masih memberikan bantuan itu, padahal mereka sudah punya misi ke Bulan," kata anggota parlemen Inggris dari partai konservatif Peter Bone.
Program antariksa China memang menghabiskan miliaran dolar atau sekitar Rp 2,7 triliun.
Dilansir CNN, para peneliti di pusat antariksa AS atau NASA juga khawatir dengan misi China. Mereka takut hasil riset NASA selama in akan terganggu.
Sumber :http://news.detik.com/read/2013/12/16/175548/2443613/1148/saat-kelinci-china-berhasil-terbang-sampai-ke-bulan?nd772204btr
No comments:
Post a Comment