Loading

17 December 2013

Merasakan sensasi pedasnya cabai habanero.

Habanero coklat
Tak terasa cabai habanero yang kutanam beberapa waktu yang lalu sekarang buahnya sudah mulai tua dan sudah keluar warna aslinya. Yang habanero orange sudah memunculkan warna oranyenya dan habanero coklat juga sudah muncul semburat coklatnya.
Sebagai orang yang menanam rasanya nggak afdhol kalau nggak coba merasakan pedasnya cabai yang saya tanam ini. Makanya iseng – iseng saya petik habanero orange yang sudah tua untuk bikin Indomie Kari Ayam (bukan iklan lho ya, btw saya suka sama mie ini). Untuk coba – coba saya cukup masukkan satu buah cabai yang sudah diiris – iris ke dalam mie. Hasilnya untuk satu porsi mie, satu buah cabai sudah cukup buat saya. Padahal biasanya kalau pakai cabai rawit hijau saya perlu 5 – 9 buah cabai. Berarti untuk ke depannya kalau mau buat mie cukup saya kasih cabai habanero orange satu buah saja.
Mie kesukaanku
Besoknya saya penasaran dengan cabai habanero yang coklat. Dari kerut – kerut kulit dan ukuran buah yang lebih besar, sebetulnya saya sudah agak ngeri membayangkan pedasnya. Tapi rasa penasaran harus terobati. Makanya saya coba masak mie lagi dengan merek dan bumbu yang sama, bedanya Cuma jenis cabai yang digunakan. Setelah mie dan sayuran hijau saya rebus dan tiriskan, selanjutnya saya panaskan lagi air untuk kuah mie. Air rebusan sekalian saya kasih potongan cabai habanero coklat. Hasilnya, ketika air mulai mendidih dan uap mulai menyebar, hidung mulai bersin – bersin karena aroma pedas yang menyengat. Untuk jaga – jaga supaya tidak mie tidak mubadzir, sebelum air saya tuang ke mangkok mie saya coba rasakan dulu. Hasilnya “mak nyosss” mulut rasanya kayak terbakar. Saya masih belum percaya pedasnya, makanya saya coba sekali lagi dengan ngetes satu sendok penuh. Hasilnya “lebih mak nyosss” lagi. Akhirnya daripada mie mubadzir, mending air rebusan cabai habaneronya saya buang saja kemudian saya petik lagi cabai rawit biasa 7 buah dan saya rebus bersama air kuah.
Kesimpulannya untuk cabai habanero orange saya masih kuat, tapi untuk cabai habanero coklat rasanya “ampuuunnn gak kuat pedasnya”.
Akhirnya saya berpikir, kalau untuk habanero coklat saja saya nggak kuat apalagi kalau cabai Bhut Jolokia, Trinidad Scorpion bahkan yang Trinidad Scorpion Morouga yang pedasnya berkali – kali lipat daripada cabai Habanero. Padahal ke tiga jenis cabai tersebut juga saya tanam dan sekarang sedang dalam masa pertumbuhan. Mungkin cabai – cabai super pedasku cukup hanya sebagi koleksi saja.
 
 

2 comments: