Loading

07 January 2014

Cicak Antariksa: Robot Baru di Luar Angkasa

Cicak menjadi inspirasi bagi robot luar angkasa terbaru yang dapat merayap di dinding. Prototipe ini dapat merayap pada lambung pesawat antariksa dan berfungsi membersihkan serta memperbaiki.
Badan Antariksa Eropa (ESA) mengatakan, bantalan pada enam kaki robot cicak dilapisi serat mikro yang mengadopsi rambut-rambut halus pada kaki cicak. Ini memungkinkan robot cicak memanjat jendela dan dinding tanpa meninggalkan jejak.

Tim riset dari Universitas Simon Fraser di Kanada memberi nama gecko-bot seberat 240 gram itu Abigaille.
"Pendekatan ini merupakan contoh biomimikri, mencari solusi teknik dari alam bebas," ujar pemimpin tim Mike Henrey.
Perekat kering yang membantu Abigaille memanjat dinding sudah diujicoba di laboratorium ESA di Noordwijk, Belanda. Abigaille dites dalam ruang hampa udara dengan suhu luar angkasa, meski tidak pada gravitasi nol. Uji coba menemukan bahwa lem pada kaki robot cicak bekerja sempurna, lapor ESA.
"Sebuah instrumen yang dapat mendeteksi kedalaman lekukan digunakan pada ruang hampa udara untuk menilai secara pasti kemampuan menempel lem kering," ujar peneliti senior ESA Laurent Pambaguian dalam siaran pers.
"Kesuksesan eksprimen berarti pelepasan ke luar angkasa suatu hari bisa dilakukan," lanjutnya.

Pilihan terbaik
Keenam kaki Abigaille memiliki empat derajat kebebasan, yang memungkinkan gecko-bot tersebut beradaptasi dari lingkungan horizontal ke vertikal.
Lem kering di luar angkasa sungguh menarik, karena opsi lain tidak dapat digunakan atas alasan keselamatan.
Rambut halus yang jumlah jutaan pada kaki cicak menginspirasi pembuatan robot Rambut halus yang jumlah jutaan pada kaki cicak menginspirasi pembuatan robot
Selotip jelas tidak dapat digunakan karena mengumpulkan debu, tidak terlalu lengket seiring waktu dan mengeluarkan asap dalam ruang hampa udara. Magnet juga tidak dapat digunakan karena tidak dapat menempel pada permukaan komposit dan medan magnetnya dapat berpengaruh pada instrumen lainnya. Velcro juga tidak masuk dalam pilihan karena perlu sisi pengait yang ditempelkan pada permukaan pesawat antariksa, dan ini dapat terlepas dan membahayakan.

Meminjam dari alam
Cicak sendiri dapat merayap di dinding berkat jutaan rambut super halus yang disebut Setae, dari bahasa Latin yang berarti bulu, yang berinteraksi dengan permukaan dinding, menciptakan gaya antarmolekul yang dikenal dengan nama gaya van der Waals.
Setae pada cicak besarnya mikroskopis: ujung-ujungnya hanya 100-200 nanometer, atau 100-200 sepermiliar meter melintang. Sebagai perbandingan, rambut manusia begitu tebal, dengan diameter sekitar 100.000 nanometer.
"Kami meminjam teknik dari industri elektronik mikro untuk membuat bantalan kaki robot cicak," kata Mike Henrey.
"Keterbatasan teknis berujung pada ukuran bantalan kaki yang 100 kali lebih besar dari Setae cicak, namun cukup untuk menopang berat robot kami," tambahnya.

No comments:

Post a Comment