Jakarta - Memperlakukan trofi Piala Dunia rupanya tidak
bisa sembarangan. Harus hati-hati dan ada beberapa persyaratan khusus.
Layaknya benda-benda dengan nilai yang sakral.
Tidak sembarangan orang bisa menyentuh trofi Piala Dunia. Hanya
kepala negara, seperti presiden, raja, ratu ataupun perdana menteri, dan
para pemain dari negara yang pernah menjadi juara yang bisa menyentuh
dan mengangkatnya.
Trofi setinggi 36,8 cm dan memiliki berat 6,17
kg tersebut juga tidak boleh diambil gambarnya ketika diturunkan dari
pesawat yang membawanya keliling dunia dan dipindahkan ke mobil yang
mengangkutnya.
Selain kedua persyaratan di atas, trofi Piala
Dunia rupanya juga tidak boleh terkena pindaian x-ray. Yang terakhir ini
detikSport menyaksikan sendiri ketika hendak masuk ke dalam Istana
Negara.
Sebagai tempat resmi kenegaraan, tentu tidak mudah
keluar-masuk Istana. Ada pemeriksaan ketat dan syarat-syarat yang harus
dipatuhi --di antaranya dilarang mengenakan celana jins di dalam kawasan
istana.
Trofi Piala Dunia mendapatkan pengecualian. Ketika
seluruh jurnalis harus melalui pindaian x-ray, tidak demikian halnya
dengan trofi itu. Salah seorang delegasi FIFA yang membawa trofi itu,
menolak ketika tas hitam besar yang membawa trofi itu diharuskan masuk
pindaian.
Alhasil, petugas pun dipanggil untuk melakukan pemeriksaan secara manual.
Setelah
melalui pemeriksaan, barulah trofi Piala Dunia ditaruh di tempat di
mana dia akan dipresentasikan. Menaruhnya pun tak bisa sembarangan. Para
delegasi FIFA sampai harus membentangkan kain hitam untuk menutupinya.
Tujuannya supaya trofi tersebut tidak diambil gambarnya oleh para juru
foto dan kamera sebelum ditaruh di tempatnya dipajang.
Trofi
Piala Dunia berada di Jakarta dalam rangkaian acara FIFA World Cup
Trophy Tour by Coca-Cola. Trofi tersebut akan dipamerkan dan bisa
dilihat khalayak umum pada hari Rabu (8/1/2014) di JCC Jakarta.
No comments:
Post a Comment