Burger identik dengan makanan berlemak dan bergaram tinggi sehingga kebanyakan orang menyebutnya sebagai junk food.
Namun ke depannya, makanan satu ini bisa jadi dikategorikan makanan
sehat yang membantu menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu.
Adalah schmeat, daging yang terbuat dari jaringan biologis yang sedang dikembangkan oleh tim peneliti asal Maastricht University di Belanda. Schmeat dapat digunakan sebagai daging isian burger.
Organisasi
Makanan dan Pertanian Amerika Serikat memperkirakan permintaan daging
akan meningkat lebih dari dua per tiga dari jumlah saat ini di 40 tahun
mendatang. Sayangnya, jika produksi daging masih konvensional,
permintaan tersebut sulit untuk dicukupi. Karena itu, menciptakan metode
lain pembuatan daging bisa jadi solusinya.
Menurut para peneliti, schmeat akan dijual bebas pada 10 hingga 20 tahun mendatang. "Karena menggunakan teknologi yang rumit, harga schmeat
mungkin masih relatif mahal, namun jika produksinya bisa semakin
efisien, harganya bisa turun. Saat ini masih ada beberapa hal yang perlu
terus diteliti, namun hasilnya mungkin sudah dapat diprediksi," ujar
ketua peneliti Profesor Mark Post.
Sementara itu, isian burger lainnya yaitu tomat sedang dirancang
untuk jadi lebih sehat dengan membuatnya mengandung senyawa antikanker.
Tim peneliti asal John Innes Centre di Norwich tengah merancang tomat
menggunakan gen dari bunga snapdragon untuk memberikannya pigmen
antosianin. Pigmen tersebut memiliki efek anti-inflamasi dan antikanker.
Sayuran isian burger lainnya yaitu selada ke depannya akan dapat
membantu pasien diabetes. Pasalnya selada yang tengah dikembangkan para
ahli biologi di University of Pennsylvania ini akan direkayasa untuk
mengeluarkan protein yang merangsang pankreas memproduksi insulin.
Sejauh ini, percobaan pada tikus menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Susu anti-alergi sebagai bahan dasar pembuatan keju pada burger juga
tengah dikembangkan. Alergi susu seringkali disebabkan oleh proten yang
disebut beta-lactoglobulin (BLG) yang tidak ada dalam air susu ibu
(ASI). Para peneliti dari Selandia Baru berhasil melakukan rekayasa
genetika pada susu sapi sehingga tidak lagi mengandung protein tersebut.
Terakhir, roti yang digunakan pada burger sehat di masa depan akan
berasal dari gandum yang tahan ancaman cuaca dan hama. Melalui teknik
rekayasa genetika, para peneliti asal Inggris, Jerman, dan AS meneliti
kode genetik kompleks dari gandum. Mereka berhasil mengidentifikasi
sekitar 96.000 gen.
No comments:
Post a Comment