Loading

27 December 2013

SPG Melahirkan di Toilet Plasa Semanggi

Walau terlihat lemas, rasa bahagia yang sangat besar terlihat dari wajah Nur Hakiki (19) seorang sales promotion girl (SPG) Laboratoris di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan.

Dia yang baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki dengan keadaan sehat di sebuah toilet di Plaza Semanggi, Kamis (26/12/2013) sekira pukul 11.00 WIB. Peristiwa mengejutkan sekaligus membahagiakan tersebut bermula saat Nur menjalani rutinitasnya sebagai SPG pada hari ini.

Nur yang sudah merasakan nyeri di perutnya pada pagi hari itu tetap memaksakan untuk berangkat kerja. Diantar oleh suaminya, Ahmad Sulton (19), menggunakan sepeda motor, sepanjang perjalanan dari rumahnya di Jalan Timo Terusan Duren Tiga, Pancoran, menuju Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, kontraksi perutnya semakin menghebat. Namun, karena tidak mau suaminya merasa khawatir, dia tetap mencoba bertahan dan menyembunyikan rasa sakitnya tersebut.
"Habis, kantor lagi kekurangan orang, Mas. Rencananya juga hari ini saya mau izin cuti, soalnya memang perkiraan bidan tanggal 10 Januari 2014 lahir anaknya," ujarnya sembari tersenyum mengelus lembut kepala anaknya.
Sebelumnya, ketika sampai di dalam area toko, perasaan aneh di bagian perut mulai dirasakannya kembali. Beberapa kali perempuan kelahiran Jakarta, 12 Oktober 1994, itu harus berkali-kali masuk keluar toilet hendak buang air. Namun beberapa kali dirinya mencoba mengejan, rasa mulas yang teramat sakit itu tidak kunjung hilang.
Sampai akhirnya sekira pukul 11.00 WIB, dia kembali izin untuk ke toilet yang berada di lantai dasar, tepatnya di depan toko sepatu Yongky Komaladi. Karena rasa mulasnya semakin sakit, dia pun secara spontan mengejan sekuat tenaga.
Nur yang terduduk di kloset model duduk itu kemudian menggapai pegangan tisu menggunakan tangan kanan dan menariknya kuat-kuat. Sementara itu, tangan kirinya mencoba memegang bagian bawah saluran lahirnya yang dirasakan semakin perih. Selepas lima menit, Nur mengejan, tanpa disadari air ketuban mengucur deras keluar disusul dengan munculnya sesosok bayi mungil yang kemudian jatuh pada tadahan tangan kirinya.
Mengetahui hal tersebut, dia mengaku kaget sekaligus bingung harus melakukan apa dan bagaimana. Dia yang hampir kehilangan kesadaran itu akhirnya memeluk anak pertamanya erat-erat dan duduk di lantai bersandar pada pintu toilet bagian dalam berukuran sekitar 1 x 1 meter itu.
"Saya sudah bingung mau bagaimana, saya sudah lemas nggak kuat lagi berdiri. Saya sampai duduk di lantai berharap ada orang yang bantu," ujarnya lirih.
Tidak beberapa lama, doa dan harapannya ternyata terkabul. Sang anak yang rencananya diberi nama sesuai dengan nama ayahnya itu menangis keras. Seorang petugas kebersihan perempuan yang kebetulan masuk hendak membersihkan toilet mendengar tangisan sang bayi dan langsung mengetuk-ngetuk pintu toilet.
Nur yang lemas kehabisan darah pun mencoba meraih gagang pintu dan membuka kunci dari bagian dalam toilet. Namun, beberapa saat mencoba, Nur selalu gagal, hingga akhirnya perempuan berambut panjang lurus dengan wajah oval itu mampu menguatkan diri dan membuka kunci.
Sang petugas kebersihan yang langsung terkaget dan segera menariknya keluar kabin toilet, kemudian memberi tahu petugas keamanan untuk menutup dan mengamankan pintu toilet bagian depan. Sang bayi, katanya, langsung dibungkus dengan sebuah handuk dan Nur disuruh memeluknya erat.
"Saya terima kasih sama ibu itu, dia yang inisiatif bantuin saya. Kalau nggak ada ibu itu, saya nggak tahu kayak gimana sekarang ini," ucapnya bersyukur.
Nasib mujur pun kembali datang kepadanya. Seorang pengunjung mal yang hendak menuju toilet dan berhasil dihalangi petugas keamanan dengan alasan akan ada proses melahirkan diketahui adalah seorang dokter. Segera, katanya, satpam langsung mengizinkan sang dokter masuk dan memulai persalinan darurat.
Dengan tenang, lanjutnya, seorang dokter perempuan yang diakui tidak diketahui namanya itu segera menyuruh Nur kembali mengejan untuk mengeluarkan ari-ari yang masih tertinggal di dalam rahimnya sembari terus menekan perutnya ke arah bawah.

Sekitar lima menit menjalani proses tersebut, akhirnya ari-ari bisa keluar dan sang dokter segera memotong tali pusar sang anak.

"Dokternya tenang banget, saya terima kasih banget sama beliau. Beliau juga yang langsung telepon Rumah Sakit Siloam dan rumah sakit ini (Rumah Sakit Jakarta). Sekitar setengah jam, saya langsung dibawa pakai ambulans," urainya.
Sesampainya di rumah sakit, dia pun langsung masuk ruang rawat inap persalinan Kelas III 228 Ruang Dahlia. Menurut suster yang berjaga, secara umum, baik sang bayi maupun ibunya dalam keadaan normal. Namun, salah satu suster mengatakan bahwa kadar HB sang ibu rendah, hanya 0,75 dari nilai HB normal sebesar 10.
"Kalau perlakuannya, sama seperti persalinan normal. Selain itu, kondisi ibu dan anaknya sehat dan normal. Tapi karena kehilangan banyak darah dan cairan, kita lakukan infus dan rencananya akan ditransfusi darah karena HB-nya turun," urai suster.
Lebih lanjut, ungkapnya, apabila kondisinya tetap ataupun semakin membaik, sekitar tiga sampai empat hari, keduanya bisa segera pulang.

Ridwan (45), ayah Nur, mengaku kaget sekaligus bahagia saat dikabari kalau anak bungsunya itu melahirkan seorang bayi laki-laki dengan selamat, walaupun juga terheran karena sang cucu lahir diketahui di dalam toilet.
"Saya kaget sekaligus senang, tapi yang penting semuanya selamat, ibu atau anaknya. Alhamdulillah semuanya bisa berjalan lancar," ungkapnya.

No comments:

Post a Comment